Senin, 21 Desember 2009

Hak Waris

Siapakah yang seharusnya mendapatkan hak waris.
Mari kita baca dari Kej. 15:1-4. Disini kita bisa mengetahui bahwa adalah kehendak Tuhan orang yang mendapatkan hak waris adalah anak kandung. Bukan pembantu, bukan anak angkat, bukan tetangga, tetapi anak kandung. Karena adalah kebenaran dan sesuatu yang pasti, bahwa pernyataan kasih berupa warisan hanya diberikan kepada anak kandung. Dan saya punya keyakinan bahwa semua disini, semua orang tua yang mengasihi anaknya mempunyai keinginan supaya keturunannya memperoleh sesuatu yang diwariskan. Dan tidak ada disini yang menghendaki sesuatu yang diwarikskan itu jatuh ke tangan orang lain. Mari lihat di Kej. 21:10-13, kemudian juga Yer. 49:1-2. Bukan hanya kita manusia yang punya banyak keinginan, tetapi ternyata Tuhan juga demikian, kita lihat lagi di Galatia 4:23, 28-31.

Kita Anak Allah.
Nah yang perlu kita kejar sekarang untuk mendapatkan hak waris dari Tuhan, berarti kita harus diakui oleh Tuhan bahwa kita adalah anak. Bagaimana caranya supaya kita diakui, mari kita lihat di Gal. 3:26-29. Disini jelas dinyatakan bahwa untuk diakui sebagai anak Allah, kita harus beriman di dalam Tuhan Yesus Kristus, dan menjadi milik Kristus supaya kita berhak menerima warisan itu, yaitu janji Allah. Kemudian mari kita lihat juga di Rom. 8:14-17. Nah dari sini kita tahu sekarang bahwa kita baru bisa menjadi anak kandung Allah, yang adalah Roh, jika kita hidup harus dipimpin oleh Roh, yaitu Roh Kudus. Sekali lagi hanya karena kita diterima sebagai anak, barulah kita berhak menerima hak waris itu. Sebaliknya kalau kita tidak hidup dipimpin oleh Roh, disini jelas sekali, kita tidak mungkin diakui atau diterima sebagai anak, dan jelah tidak berhak atas hak waris itu.

Warisan tidak diusahakan.
Seseorang yang menerima warisan tidak didapat karena mengusahakannya, tetapi benar-benar karena hibah, karena yang memberi warisan mengasihi dan mau memberikan hak waris. Secara alamiah yang namanya anak tanpa perlu menuntut berhak atas warisan itu, tidak perlu ngotot atau memaksa orang untuk mengakui bahwa seorang anak berhak atas warisan dari orang tuanya. Di Titus 3:4-7, Tuhan pun menyatakan hal yang sama, kalau kita hidup diperbarui di dalam Roh Kudus, hak itu datang dengan sendirinya. Kita tidak mengusahakan untuk mendapat warisan, tetapi kita harus selalu menjaga diri kita supaya senantiasa diakui oleh Allah bahwa kita adalah anakNya. Lihat juga Rom.4:13-14. Kita berpengharapan untuk menjadi ahli waris, kalau kita tidak dapat didakwa oleh Hukum Taurat, tetapi hidup dalam kebenaran dan beriman kepada Kristus.

Warisan tidak diberikan sebelum dewasa.
Mari kita lihat lebih jauh lagi, dari Gal. 4:1-7. Disini kita mendapatkan pengajaran bahwa sebelum seseorang mengenal dan menerima Yesus melalui imannya kepadaNya, orang itu diperhitungkan seperti anak-anak yang belum akil balig, yang masih belum meiliki akal budi yang benar di dalam Tuhan, sehingga seringkali orang itu masih melakukan hal banyak hal yang tidak diperkenan oleh Allah. Orang itu belum bisa memutuskan/ memilih mana yang patut atau yang tidak patut, pengharapan orang tersebut terhadap warisan itu tidak/ belum ada. Contoh saja, seorang yang kaya mendadak karena memperoleh warisan seperti dalam perumpamaan anak yang terhilang, orang itu memboroskan hartanya untuk hal-hal yang tidak berguna, sehingga kemuliaan Tuhan disia-siakan. Atau gampangnya seseorang ngaku saya seorang Kristen, tapi tingkah lakunya tidak bertanggung jawab. Terhadap orang itu, warisan atau pengharapan tidak ada pada orang itu. Atau lebih tepatnya Tuhan tidak mempercayakan warisan kepada orang itu. Contoh saja ya, mari kita baca dari I Pet. 3:7. Disini kita bisa lihat seorang yang tidak menghormati istrinya, atau sebaliknya istri yang tidak menghormati suaminya tidak akan diberikan kepercayaan Tuhan untuk menerima apa yang diharapkannya. Dan contoh lagi, Yak. 2:5-7. Disini menghormati atau menghargai sesama ahli waris tidak ada. Umpamanya kita sendiri punya anak 2, yang satu kaya, yang satu miskin. Kita tidak mau kan kalau anak kita yang satu atau yang kaya menghinakan anak kita yang lain, dan mungkin jika anak yang kaya menganiaya yang miskin, jangan-jangan hak waris hanya diberikan kepada yang miskin. Begitu pula Allah, Dia punya anak yang pandai Firman, tetapi tingkah lakunya malah seperti orang yang tidak terhorma, hak waris malah bisa diberikan kepada orang lain, Roma 11:11.

Jangan bimbang terhadap janji Allah.
Roma 4:18-25, justru Abraham dianggap sudah melakukan kebenaran, karena imannya. Walaupun secara kasat mata dan pengetahuan umum janji Allah tidak dapat lagi dipenuhi, Abraham tetap sabar dengan imannya yang teguh terus menantikan janji Allah. Dan ini tidak berlaku pada saat itu saja, tetapi ini juga diterapkan pada kita. Kalau iman kita kepada Tuhan Yesus tetap dan tidak bimbang, iman kita yang tidak bimbang itu akan menjadi pembenaran kita. Kita baca Yak. 1:6-7. Seringkali kalau orang ingin meyakinkan orang lain bahwa apa yang dikatakannya benar, orang itu bersumpah. Dan kita tahu juga, seringkali sumpah orang itu palsu. Dan sebagai penutup, mari kita lihat Ibr. 6:15-18. Bagaimana tanggapan Saudara? Sumpah manusia seringkali gagal, tetapi sumpah Allah tidak mungkin.

Jumat, 29 Mei 2009

Baik Sejak Awal sampai Akhir

Pembangunan sebuah rumah yang baik secara konstruksi dan estetika, membutuhkan suatu perencanaan yang matang, sehingga diperlukan suatu gambar yang detail dan biasanya mengacu pada bangunan lain yang memiliki standar yang baik. Memikirkan bahan-bahan apa yang harus digunakan, jenis besinya, jenis pasirnya, jenis batunya, jenis kayunya, dll, supaya kuat dan indah, dan juga mencapai masa pakai yang cukup.
Dan setelah pekerjaan pembangunannya selesai, akan dilakukan inspeksi apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

Ternyata penemu cara kerja yang baik ini bukanlah manusia, melainkan Tuhan. Mari kita baca dari Kej. 1:26-31. Tuhan tidak secara serampangan menciptakan kita, manusia. Ia menciptakan kita melalui suatu perencanaan dengan contoh yang sempurna. Ia menghendaki kita tercipta menjadi sosok yang baik, bahkan sempurna. Juga Ia memperhatikan nutrisi apa yang diperlukan sehingga kuat mencapai usia puluhan, bahkan, kalau Roh Tuhan selalu ada bersama manusia, awalnya ratusan tahun. Demikian pula dengan bangunan tadi, kalau tidak dihuni akibatnya banyak bocor dan kerusakan yang tidak terurus dan akibatnya konstruksinya menjadi bermasalah/ keropos, masa pakainya juga memendek. Kej. 6:3.

Mari kita baca Fil 1:3-11. Disini Paulus secara jelas mengingatkan, bahwa apa yang baik itu dimulai oleh Dia, dan bukan saja dimulai, tetapi juga dipelihara oleh Dia sampai pada hari Kristus Yesus. Dan oleh inilah Paulus senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan. Peran Tuhan adalah mendukung dalam pemeliharaan jemaat, dan jemaat yang turut menerima kasih karunia yang Paulus dapatkan bahkan bisa semakin melimpah dengan cara memperoleh pengertian dan pengetahuan yang benar. Mengapa harus yang benar? Adalah supaya sampai pada akhirnya, yaitu ketika Kristus datang kembali, kita didapati suci dan tak bercacat, penuh dengan buah, bukan sembarang buah yang kita kembangkan sendiri, tetapi buah yang hanya berdasarkan kasih karunia Kristus yaitu buah kebenaran.

Ibr. 3:12-19 mencatat, bahwa kita wajib untuk waspada selama kita hidup di dalam daging yang sudah terbatas ini, supaya nantinya bukan saja ratusan tahun dari Tuhan, tapi bahkan untuk selamanya kita menjadi bukti kemuliaanNya.
Seorang yang murtad, tidak mungkin ada Roh Tuhan, dan inilah yang menyebabkan keberadaan seseorang tidak akan diperpanjang oleh Tuhan. Dan Firman Tuhan yang kita percaya ini menjelaskan bahwa kemurtadan adalah karena hati yang jahat dan ketidakpercayaan. Seperti jemaat Filipi tadi, sekali lagi ditegaskan, kita telah beroleh bagian dalam Kristus, tapi syarat pemeliharaan adalah kita teguh berpegang kepadaNya sampai kepada akhirnya dan tidak terpedaya oleh dosa sehingga hati menjadi tegar dan itulah hati yang jahat.
Ada satu frasa yang menarik disini, yaitu "nasihatilah seorang akan yang lain SETIAP HARI selama masih dapat dikatakan 'hari ini'." Seperti kalau kita mengunjungi rumah seorang sahabat kita, bila kita melihat ada yang tidak beres di rumah itu, misalnya bocor, kita berkomentar "wah sayang ya ada bocor disitu, nanti rumah yang bagus ini rusak, lho". Dan kalau sahabat itu tidak menganggap angin atau mempedulikan komentar itu, atau di bacaan tadi tidak mengeraskan hati, rumahnya akan terpelihara sempurna. Nah, kalau suara seorang sahabat saja perlu diperhatikan, bagaimana dengan suara Tuhan?

Mari kita buka dan baca Luk. 11:20-28. Jangan hanya bangga bisa mendengar atau mengetahui suara atau Firman Tuhan, tapi perhatikanlah itu, karena itulah bukti kepercayaan itu sendiri. Tuhan bukan saja marah, tapi bahkan murka kepada pendosa dan menyumpahi yang tidak taat. Dan dalam Lukas yang baru saja kita baca, memelihara kehidupan di dalam Tuhan sangat penting, karena jika tidak demikian, bukan saja seseorang bisa kembali seperti semula sebelum mendapat kasih karunia Tuhan, tapi bahkan bisa lebih buruk lagi.

Mari kita baca juga dari 2 Pet. 2:20-22. Saya jadi teringat dengan kesaksian seseorang, yang sudah disampaikan : "saya bersyukur bahwa setelah 50 tahun ikut sekolah minggu, akhirnya memperoleh rahasia atas pengetahuan dan pengertian yang benar tentang bagaimana hidup terpelihara di dalam Tuhan", sehingga awal yang baik akan bisa diakhiri dengan baik dipimpin oleh yang benar. Ini juga ditegaskan dalam Galatia 3:1-9, hidup oleh iman sama dengan hidup di dalam Roh. Kita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan pada waktu kita memperoleh kasih karunia dengan hidup di dalam daging.

Bukan baru-baru ini, atau di Perjanjian Baru saja Tuhan mengingatkan kita, tapi sejak dahulu kala. Kita buka lagi Ulangan 11:13-23. Saya tidak akan membahas Firman ini satu persatu karena kita sudah mendapat pengertian dari yang saya sampaikan tadi.

Nah, akhirnya kita buka juga Wah. 21:1-8. Jadi dari awal sampai akhir, Tuhan menghendaki kita hidup terpelihara dengan baik di dalam Dia. Dari yang sempurna, kembali kepada yang sempurna. AMIN.

Minggu, 17 Mei 2009

BIJI MATA TUHAN

Mata adalah satu panca indra yang penting. Tanpa mata kita tidak bisa melihat apa saja. Tanpa mata dunia terasa gelap.

Tuhan tahu hal itu, oleh sebab itu ia membuat suatu system otomatis untuk melindungi mata. Orang normal yang sempurna bila ada debu atau benda apapun yang melayang atau mengarah ke mata kita, walaupun kita tidak menyadarinya otomatis mata kita berkedip, atau bahkan jika benda yang melayang ke arah mata kita ukurannya cukup besar, otomatis tangan kita menghalangi.

Mari kita membaca dari ulangan 32: 7 - 14

Nah, disini, sebagai umat Tuhan kita bisa melihat betapa Tuhan sungguh secara luar biasa memelihara dan melindungi kita. Kalau mata dan tangan kita dalam melindungi biji mata kita bekerja dengan sangat baik, bisa kita bayangkan bagaimana Tuhan memelihara, memberikan kasih karunia dan memelihara kita. Sempurna itu sudah pasti. Bukan saja Ia melindungi kita, tetapi lebih dari pada itu Ia pun memberikan segala kebutuhan kita. Dia tahu apa kebutuhan hidup kita. Ulangan 32: 4.

Zak 2: 8 - 10

Bukan saja Dia melindungi kita, disini kita belajar, bahwa Tuhan tidak membiarkan siapapun juga mengganggu atau menjadikan umatNYA sebagai bulan-bulanan. Jika ada yang mencoba untuk mengganggu atau menimbulkan dukacita kita, Tuhan tidak tinggal diam Ia akan langsung menyatakan bahwa yang melawan kita adalah lawanNYA. Menjadi lawan Tuhan adalah sesuatu yang sangat mengerikan, betul?

Daud, seorang raja yang sangat dikasihi Tuhan, dia begitu mendambakan perlindungan dari Tuhan, karena dia tahu tidak ada jalan lain daripada berlindung kepadaNYA.

Mari kita buka Mazmur 17: 6 - 9

Disini kita melihat bahwa ia tahu bahwa ia begitu lemah. Tidak ada kekuatan yang mampu untuk membendung kekuatan musuhnya. Nyawanya di ujung tanduk. Tetapi untungnya ia tidak melupakan Tuhan. Tahukah anda, mengapa ia berani meminta perlindungan Tuhan?

Mari kita baca ayat 1 sampai 5-nya. Itu disampaikannya bukan sebagai kesombongan dan bukan sebagai suatu kebanggaan, tetapi memang itulah yang dia lakukan. Dia tidak mau menjadi lawan Tuhan. Mari kita kembali ke Ulangan 32 tadi pada ayaat 3-6, kemudian lanjutkan dengan ayat 15-18. Seringkali sadar atau tidak kita melakukan hal ini. Kita lupa mengucap syukur atas semua yang sudah Ia berikan kepada kita. Bukannya kita bersyukur kepadaNYA, malahan segala fasilitas yang kita miliki, yang menjadikan kita gemuk dan kaya, tidak kekurangan suatu apapun, justru itulah yang membunuh kita. Kita terlena dengan segala kenikmatan yang Tuhan berikan, dan karena kita merasa kita bisa mendapatkan segalanya, kita malah memilih melakukan atau memelihara apa yang tidak berkenan kepada Tuhan. (Contoh: punya wanita simpanan, laki simpanan, atau mabuk pesta pora dll.)

Akibatnya adalah ayat 19-25.

Dari tadinya orang yang dipelihara dan dilindungi luar biasa, Tuhan berbalik bisa menjadi lawan kita. Kalau sudah begitu siaplah kita menerima hukumanNYA.
Inginnya kita bisa berdoa kepada Tuhan seperti Daud. Inginnya doa kita setidaknya didengar oleh Tuhan. Tapi dengan sikap seperti itu Tuhan sendiri sudah mengatakan akan menolak dan menyembunyikan wajahNYA.

Mari kita lihat dari Amsal 7: 1-2

Inilah ajakan Tuhan. Yang Tuhan minta dari kita sebagai balasan kepadaNYA hanyalah ini:
bukan suatu beban yang tidak dapat kita pikul, tetapi yang menjadikan kita hidup. Jadi memegang perintah Tuhan itu justru suatu modal utama kita untuk bisa hidup di dalam berkatNYA, di dalam kasih karuniaNYA dan di dalam perlindunganNYA. Hidup kita tidak sia-sia, tetapi Tuhan menyertai kita.

Nah jika kita memelihara Firman Tuhan sebagai biji mata kita, kita juga tidak akan jalan di kegelapan, tetapi apa yang tercatat dalam Yohanes 3 : 20 - 21. Kita bisa berjalan menuju terang itu.

AMIN

Berharaplah Hanya KepadaKu

Kalau kita berharap pada orang lain, jelas sulit. Kalau kita berharap pada berhala, dukun dan lain sebagainya, jelas ini adalah musuh Allah, jadi saya tidak membahas hal ini. Dan ternyata Firman Tuhan mengajarkan supaya kita juga tidak berharap pada kehebatan diri sendiri dan segala fasilitas yang Dia sediakan bagi kita.

Sebuah keluarga hendak berekreasi ke Bali. Mereka perlu membeli tiket pesawat udara. Karena anaknya masih kecil, maka seluruh persiapan perjalanan pasti dilakukan oleh orang tuanya. Seringkali, karena si anak ingin memastikan perjalanan tersebut, setiap ketemu dengan orang tuanya dia tanya, "tiketnya udah dibeli?", "uang untuk beli tiketnya udah tersedia belum?", dan berbagai pertanyaan lainnya. Kenapa begitu? Karena anak ini sangat berharap kepada orang tuanya. Walaupun sebenarnya tanpa bertanya, tanpa usaha yang keras, jika memang orang tuanya sudah siap, dalam dana, waktu dan pemikiran untuk persiapannya, pasti sudah dibeli tiket dan perjalanan tidak terhambat.

Dalam Ratapan 3 : 21-26, kita belajar bahwa Tuhan justru menghendaki kita diam atau tenang-tenang saja, karena Tuhan menghendaki kita percaya sungguh-sungguh kepdaNya. Tuhan tidak menghendaki kita ngotot dengan segala kekuatan kita, yang seringkali kita sendiri tidak mengetahui apakah ngotot itu menghasilkan sesuatu. Tuhan itu tahu apa yang dibutuhkan oleh anak-anakNya.

Dalam Maz 147:1-9, sungguh, yang Tuhan mau itu kita bernyanyi memuji Tuhan, karena itulah hal indah yang seharusnya kita lakukan dan pelihara. Tuhan menghendaki supaya kita bisa senantiasa bersyukur, kita selalu gembira, berbahagia dan penuh dengan damai sejahtera. Jangan risau dengan segala yang terjadi di sekitar kita atau apa yang memang sedang kita alami. Tuhan tahu segala sesuatu, termasuk apa yang kita butuhkan. Syarat yang dicatat di sini, di ayat 6 dan 11. Janganlah kita berlaku fasik, ini akan menyebabkan kita tidak dapat bersyukur. Boro-boro damai sejahtera, pikirannya selalu berputar, bagaimana untuk mendapatkan uang, kekuasaan dan kegembiraan duniawi dengan berbagai cara. Tuhan tidak suka dengan kesombongan yang merasa bahwa ia bisa mengalahkan dunia dengan caranya sendiri, dengan kekayaannya, dengan kekuasaannya yaitu dengan kekuatannya sendiri. Yang Tuhan mau adalah kita takut akan Dia, kemudian berharap akan kasih setia-Nya.

Mazmur 33 : 12-22. Itulah sebabnya kita perlu untuk berdoa dan berharap padaNya, supaya jangan sampai kita sudah cape-cape bekerja, ternyata karena Tuhan tidak berkenan kepada kita dan segala usaha kita, semuanya sia-sia saja. Supaya kita bisa senantiasa berharap kepadaNya, kita perlu Dia menyertai kita.
Gimana Dia yang kudus mau menyertai kita, kalau kita hidup seenaknya. Tidak mau mendengarkan Dia. Selalu merasa diri kita, pendapat kita, dan apa yang kita pikirkan itu sudah benar dan HARUS dikerjakan dan terjadi. Kalau kita berteman dengan orang seperti itu, bukankah kita juga bosan, sebal dan mungkin akan menjauhi dia, walaupun sesabar apapun kita. Dan jika memang kita luar biasa sabar, paling-paling kita jadi munafik, berpura-pura mau mendengarkan dan mengiyakan. Inipun malah menjadikan kita tidak diperkenan oleh Tuhan.

Mari kita baca 2 Tesalonika 2:13-17. Nah, kalau kita berdiri teguh dan berpegang pada ajaran Kristus, Tuhan Yesus sendiri yang menganugerahkan kita penghiburan abadi dan pengharapan baik. Dengan begitu kita dikenal bukan saja oleh Tuhan, tetapi juga orang-orang di sekitar kita sebagai orang yang santun, rajin, sopan, benar dalam pekerjaan dan perkataan.

Renungan ini saya tutup dengan 2 Petrus 1 : 16-19. Kita harus percaya bahwa ini bukan dongeng atau isapan jempol, bahwa Tuhan Yesus sungguh adalah Allah yang berkuasa atas surga dan bumi. Oleh sebab itu kita harus sungguh-sungguh memperhatikan setiap FirmanNya sampai Firman itu sangat nyata di dalam kehidupan kita, sehingga kita menjadi anak-anak yang penuh pengharapan dan berhasil dalam segala hal.

AMIN.

Senin, 05 Januari 2009

Senin, 29 Desember 2008

TULUS

Kej 20 : 5-7; 17-18
Seorang yang tulus hati dilindungi oleh Tuhan. Ia mencegah orang itu berbuat dosa, tetapi sebaliknya melindunginya dari celaka, bahkan memberikan berkatNya.

Yos 24 : 14
Tuhan menghendaki setiap umatNya untuk takut dan beribadah kepadaNya dengan tulus dan setia.

1 Raj 9 : 4-5
Dalam memberikan berkat dan pemeliharaanNya, Tuhan menghendaki setiap umatNya untuk hidup dengan tulus hati, hidup dengan benar dan mengikuti segala ketetapan dan peraturanNya.

2 Raj 20 : 2-6
Doa dan permohonan dari seorang yang hidup setia dan tulus hati diperhatikan dan dikabulkan Tuhan, dan bahkan memberikan dukungan yang lebih dari sekedar yang diminta.

1 Taw 28 : 9
Tuhan menghendaki umatNya untuk beribadah kepadaNya dengan tulus hati, dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita.

Maz 7 : 11; 37 : 37-38; 73 : 1; 97 : 11; 119 : 80
Allah menjadi perisai yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati.
Orang yang tulus suka akan damai dan memiliki masa depan, sebaliknya masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan.
Allah baik kepada orang yang tulus hati dan bersih hati.
Sukacita sesungguhnya dimiliki oleh orang-orang yang tulus hati.
Orang yang tulus hati tidak akan mendapat malu.

Kis 10 : 22 (baca selengkapnya Kis 10 ini)
Tuhan menyatakan diriNya dan menyelamatkan orang yang tulus hati.

2 Kor 1 : 12
Orang yang tulus hati hidup berdasarkan kekuatan kasih dan karunia Allah.

1 Tim 1 : 5
Orang yang memiliki iman yang tulus apabila memberi nasihat adalah bertujuan untuk menimbulkan kasih yang murni, jauh dari keinginan menyesatkan orang.

Ibr 10 : 22
Kita harus menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

1 Pet 1 : 22
Orang yang tulus sungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati.


WASPADALAH :
Ams 23 : 6-7
Orang kikir tidak tulus hati.

Gal 4 : 17
Orang yang tidak tulus hati giat berusaha menarik orang supaya orang menjadi terkucil dan akhirnya mendukung orang itu dengan giat juga.

Rom 16 : 18
Orang yang tulus hati harus waspada terhadap orang-orang yang pura-pura melayani Kristus, padahal melayani perut mereka sendiri. Biasanya mereka akan bicara muluk-muluk dan berbahasa manis untuk menipu.

Yes 48 : 1-11
Orang yang tidak tulus : tegar tengkuk, kepala batu, keberhalaan, tidak membuka telinga (tidak peka), pengkhianat, pemberontak.